Kasih Ibu yang Tiada Batas.


Begitu saja aku terinspirasi untuk membuat postingan ini setelah menengok Mak Sary Melati, salah satu MakMin dari KEB yang melahirkan dengan selamat  -- seorang bayi perempuan mungil -- Selasa, 23 April 2013 jam 16.42, berat 3 kg. tinggi badan 48 cm di RS UIN Syarif Hidayatullah. Binar mata seorang ibu -- Mak Sary Melati, memancar dengan penuh kasih ke wajah kecil mungil dalam dekapannya.

Alhamdulillah setelah membaca status mak Mira Sahid di fesbuk, tentang berita gembira ini, aku tidak menunda kesempatan untuk menengoknya. RS Syarif Hidayatullah dekat sekali dari rumahku (maksudnya rumah anakku, hehe..).  Jadi kenapa gak? Aku pun meluncur dengan sang pahlawan "ojecker", haha..


Lanjut yuk baca postinganku yang berjudul Kasih Ibu yang Tiada Batas.

Walaupun aku hanya merasakan kasih ibuku hanya sampai usiaku tujuh tahun, namun aku tidak melupakan betapa kehangatan kasih sayangnya yang hanya kukecap sebentar itu. Waktu yang seolah sekejab  tidak menyebabkan abu-abu yang menumpuk dalam benakku menutupi segala kenangan manis bersamanya.. Kasih Ibu yang Tiada Batas, tak 'kan pupus sepanjang masa.

Kemudian setelah aku besar, dewasa dan menjadi seorang ibu, makin bertambah kasih sayangku padanya. Kenapa? Karena segala rasa yang pernah ia rasakan, ia alami, ia hadapi, sampai kepada perjuangan menyabung nyawa, semua telah aku rasakan. Tidak ada penyesalan dan kekecewaan karena rasa sakit yang kuderita saat melahirkan. Semua aku terima dan rasakan sebagai sebuah anugerah dariNya. Begitu juga perasaan ibuku pastinya saat melahirkanku atau  melahirkan anak-anaknya. Betapa mulianya ibu.

Kemuliaan hati seorang ibu akankah kita tenggelamkan begitu saja, ketika kita telah menjadi seseorang yang berhasil, sukses, mumpuni  dengan segala martabat dan  harta dunia? Akankah ibu dilupakan seperti abu diujung tanduk setelah kita memiliki segala-galanya di dunia ini. Akankah?

Jawaban dari anak-anak yang berbakti --  tentu tidak! Kita akan, dan seharusnyalah mengingat jasa seorang ibu sepanjang hayat kita, seperti juga kasih ibu  yang tiada batas. Dalam keadaan bagaimana pun, dalam situasi apa pun, seorang ibu adalah individu yang harus kita sayangi, kita bela, kita jaga hatinya. Aku tidak diberi kesempatan untuk bisa melakukan ini, karena Allah telah mengambilnya, tapi kalian yang masih memiliki ibu, pasti bisa. Lakukan yang terbaik untuk ibu-ibu yang menyayangi kalian. Berkah yang berkesinambungan akan Allah kucurkan melalui tangan seorang ibu bagi anak-anak yang menjaga hati seorang ibu. Itu janji Allah. Subhaanallah.

Makluk Allah yang kecil akan menjadi besar. Yang besar akan menjadi dewasa. Yang dewasa akan menjadi tua dan yang tua akan menjadi renta. Tanpa daya. Namun kekuatan kasih-sayang dari anak-anak akan menjadi obat yang paling dahsyat kemanjurannya bagi seorang ibu, sebelum ia beranjak menghadapNya.

Jadi bagi sohibs yang masih memiliki ibu, berbuatlah sebaik mungkin terhadap ibu, andaikan ingin ibu kalian menjadi seperti bunda yang penuh semangat bertaburkan kasih sayang dari anak-cucu dan menantu. Pun tak lepas dari apresiasi dari para blogger dan teman-teman fesbuker.

Tak ada yang lebih membahagiakan hati seorang ibu, selain untaian kata-kata yang manis, sikap yang baik dari seorang anak selama ia masih memiliki daya untuk hidup. Satu-satunya kekuatan untuk menopang semangat dihari tua seorang ibu adalah kasih-sayang dari orang-orang disekelilingnya. Tentu saja teman-teman dari dunia online menambah tebal timbulnya semangat itu. Jadi, ingatlah  akan satu hal: Kasih Ibu yang Tiada Batas.




Comments

  1. Maaf sekali komentar-komentar yang masuk TERHAPUS dengan TIDAK sengaja. Bunda sedang belajar klak-klik, gak tau tombol apa yang tertekan langsung hilang deh semua komentar yang masuk. Alhamdulillah telah bunda baca semua komentar, namun belum sempat merespons. Sedih banget.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu