Cara Menguasai Hypnotic Writing

Kegembiraan menyapa diri beberapa hari menjelang hari Minggu, 19 April 2015.  Aku menerima undangan lisan untuk mengikuti sebuah acara yang sebelumnya tidak sempat aku ikuti -- Hypnotic Writing, yang diadakan oleh Komunitas Fun Blogging. Penasaran sekali -- apa dan bagaimana sih yang dimaksud dengan Hypnotic Writing itu. Acara diadakan di Gedung Gallery Smartfren, Jalan Sabang #45, Jakarta Pusat. Biasalah, aku berojek-ria ke wilayah itu, dan sampai di lokasi jauh sebelum acara dimulai, hehe...


Adalah Mas Reza Gardino yang akan membagikan ilmunya tentang hypnotic writing. Alhamdulillah, beliau bilang tidak mudah untuk memperlajarinya dalam satu hari -- beliau belajar ilmu ini memerlukan waktu tahunan. Jadi terhibur hati ini, karena terus terang belum bisa masuk ke benak nih apa dan gimana sebenarnya hypnotic writing, sehingga bingung juga apa yang harus aku tulis, huhuhuuu...  Tapi aku harus mencoba memindahkan pengertian yang nyangkut sedikit di kepalaku ini ke dalam sebuah tulisan.

Hypnotic writing adalah sikap kita yang terpancar dari tulisan seolah kita membujuknya untuk membaca.  Kita menulis sesuatu yang mampu membuat pembaca tersengat. Membuat pembaca mengulang membaca dan kemudian terus membaca. Apa yang menyebabkan pembaca berlaku demikian. Itu semata karena dibalik tulisan ada hypnotic writing. Tanpa disadari sebenarnya pembaca sedang terhipnotis oleh tulisan kita. Mungkin pembaca terhipnotis oleh judul tulisan, misalnya : "Ayah yang melarikan anak gadisnya..." Atau seperti judul postingan ini: Cara Menguasai Hypnotic Writing. Keinginan untuk membuka link tulisan itu adalah cara yang sengaja dibuat oleh Penulis dengan hypnotic writing. Contoh lain dalam percakatan, misalnya:
  • Saya menyukai buku ini. Kamu?
  • Saya akan memindahkan lemari ini. Menurutmu? 
Dalam dua kalimat di atas, terdapat hypnotic writing, karena "Kamu" akan terbujuk dan ada keingintahuan tentang buku itu. "Kamu" yang kedua, merasakan dirinya dianggap somebody oleh lawan bicaranya. Dia akan merasa dihargai. Ia pun bersedia membantu tanpa diminta. (Jadi "bukan mengubah dari tidak berminat menjadi berminat").  Namun secara sadar "kamu" terpukau oleh kalimat hypnotic writing. Banyak yang bisa dilakukan dalam Hypnotic Writing. Membuat tulisan, misalnya dalam blog dengan judul yang menarik. Atau mungkin kita mengharapkan seseorang untuk memecahkan satu permasalahan, dengan menggunakan hypnotic writing kita menuliskan seperti berikut: "Bila Anda seorang penulis handal, pasti Anda akan mampu memberikan solusinya." Jadi bukan pemilik blog yang memutuskan, tapi penulis handal tersebut. Dengan kata lain -- Bukan aku, tapi kamu.
Mak Shintaries

Apa pula yang disebut viral hypnotic writing. Bisa dibuat contoh seperti ini: Ada sebuah info yang sangat menarik disampaikan oleh A kepada B. Begitu terpukaunya B akan info ini sehingga B meneruskannya kepada C, C kepada D begitu seterusnya, hingga mungkin bisa mencapai ratusan orang --seperti virus.. Berbeda dengan Multi-Level-Marketing: di mana A akan action langsung kepada B,C,D dan seterusnya. Yang seperti ini jelas bukan secara viral.


Sebuah tulisan Mas Reza Gardino telah mendorong siapa pun yang membaca postingan di blog dearthia.blogspot.com berjudul  The Story Behind "Penjara", akan terhipnotis untuk terus membaca. Artikel yang di publikasikan tanggal  24 April 2008. Tidak dapat disangkal, pasti mata akan melalap halaman tersebut hingga lumat, hehehe.... Lho Koq? Kenapa?
That's hypnotic writing.



Comments

  1. You're welcome, Riana Umasita. Thanks for visiting my blog.

    ReplyDelete
  2. Senangnya klo tulisan bisa mempengaruhi yg membaca... Terima kasih sharingnya Bu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih kunjungan Ummi Nadliroh ke blog Bunda. Setuju, memang senang sekali, sehingga blog kita rame pengunjung, hehe...

      Delete
  3. Ooohh jadi gitu ya bund, beberapa tulisan ada yang mempengaruhi pembaca, malah kadang ada yang dibaca berkali2.. That hypnotic writing..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yups! Itu diee... hypnotic writing. Makasih kunjungan Noorma ke blog Bunda. Gimana kabarnya Noofa? Pasti udah semakin centil, ya?

      Delete
  4. Aku pensaran sekali bun pingin ikutan, mudah-mudahan lain wakyu ada lagi acara ini ya. Terima kasih sudah berbagi tentang hypnotic writing. Tapi lebih seru langsung ya praktiknya

    ReplyDelete
  5. waaah ilmu yang menarik! Setiap blogger harus belajar nih supaya pembaca bisa "terhipnotis" dgn tulisan empunya blog. Thanks for sharing bund!

    ReplyDelete
  6. Beneran jd tmbh penasaran nih, Bunda.
    Mmg bnr yaa...ilmu hypnotic writing mmg ga cukup klo cuma dipelajari sehari. Tp sehari ikutan acara inipun udah hepi bngt dpt ilmu baru.

    Moga2 aku jg bs ikutan deh klo ada acara ini lg.

    Thx for sharing, Bunda.
    Lots of love.

    ReplyDelete
  7. Saya sudah terhipnotis nih, Bund :)

    ReplyDelete
  8. Utk "menjerat" hati pembaca emang susyeeeh ya, Bund. Makasih sharingnya, ya. :)

    ReplyDelete
  9. Barusan penasaran baca Hypnotic Writing. Lalu ada saran membaca The Story Behind "Penjara".
    Secara sengaja karena penasaran saya goes to link tersebut.

    ReplyDelete
  10. Terima kasih bunda sharingnya :)

    ReplyDelete
  11. udah lama ga mampir ke blognya, bunda Yati..

    Makasih sharingnya, Bunda ;)

    ReplyDelete
  12. Saya setiap bikin postingan, selalu dengan gaya ngajak ngobrol pembaca, yaitu dengan cara mengakhiri tulisan dengan pertanyaan buat pembaca. Entah itu di setiap paragraf ataupun di akhir paragraf. Mungkin itu yang disebut hiypnotic Writing ya,Bund..

    ReplyDelete
  13. Emang susah, ya, Bunda, bikin tulisan yang bisa ikin pembaca terpengaruh dan mau balik lagi. Pengen bisa.

    ReplyDelete
  14. susah emang, apalagi kalau judul contennya kurang menarik.. jadi pembacanya kadang tidak antusias saat awal baca

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu