Posts

"Story Pudding : Pernikahanku Mengantarkan Papa Dengan Tenang"..

Image
Sebelum aku mulai kisahku dengan judul Pernikahanku Mengantarkan Papa Dengan Tenang, mungkin harus juga kuulas sedikit sebelum terlalu jauh beranjak. Begini ceritanya:   Cinta pertamaku adalah seorang pemuda berasal dari Bukittinggi yang umurnya 2 tahun lebih muda. Kami  berpacaran kurang lebih 7 tahun walaupun hubungan kami ditentang oleh ayahku.  Selama hubungan kami yang kami lakukan secara backstreet itu dia tidak pernah memperlihatkan perubahan sikapnya terhadapku. Tetap perhatian, dan penuh cinta kasih sebagaimana layaknya sepasang kekasih yang tak kan terpisahkan. Namun sangat mengherankan bahwa sejak dua tahun terakhir hubungan kami dia kelihatan sangat aneh  -- setiap dia datang untuk apel selalu mengajak seorang teman karibnya, kemudian dia meninggalkan kami berdua dengan dalih yang beragam. Kejadian ini tidak hanya sekali, tapi ber-ulang-ulang.Hingga akhirnya teman karibnya datang seorang diri kerumahku.

Manfaat Pohon Pepaya

Aku sendiri gak tahu kenapa aku memilih judul diatas.  Oops.....aku sadar bahwa sepanjang perjalanan aku ber-ojek-ria dari rumah anakku menuju rumahku sendiri sengaja aku minta si-Ojecker lewat kebun-kebun hijau. Aku perhatikan bahwa disetiap lahan dengan kebun yang bercampur ilalang itu pasti apa pohon pepaya. Langsung aja terbayang bahwa kemaren aku agak uring-uring-an dirumah karena gak ada lalaban atau lalapan untuk disantap bersama sambel terasi bikinan si Mbak yang udah terkenal wuenaknya.

Apa Salahnya Mencoba Yang Baru.

Sebetulnya judul diatas sengaja aku pilih karena ingat akan saran dari Mas Masim Vavai Sugianto bahwa kalau mau menulis ya jangan ragu-ragu, apakah tulisan tsb. layak dipublikasikan atau tidak, misalnya karena isi artikelnya cupu bin copo alias terlalu mendasar; ragu pula karena takut ada yang menghina; ragu karena merasa tidak bisa menulis sebaik orang lain. Maka saran dari Mas Vavai ini adalah bahwa kita harus menghapus semua keraguan itu, singkat saja: JANGAN RAGU!.

The Show Must Go On

Halo kawan2 Bloggerku yang "suka" mampir ke blog aku dan rajin membaca tulisan-tulisan yang pasti kurang bermutu ini. Yang namanya menulis kan gak harus yang bermutu, hehehehe.....tapi pastilah diusahakan agar menjadi berarti, bermakna, dan bermutu.  Kata Bang Aswi juga kan tulisan "jadul" sekalipun baik untuk jadi postingan. Makasih Bang Aswi udah jadi pendorong aku buat menulis nih. Wah, keren gak sih judul postinganku kali ini : "The Show Must Go On". Maksudnya bukan mau ngadain show sih, tapi lebih kepada bahwa hidup ini harus terus berjalan, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita dan seburuk apapun kendala-kendala dalam menjalani hidup yang harus kita tapaki. Alhamdulillah setelah selama kurang dari seminggu dipikir, ditimbang, didiskusikan (pastinya diskusi sama kata hati, hehehehehe...) akhirnya diputuskan bahwa The Show Must Go On tadi itu. Dengan membaca buku Quantum Ikhlas jadilah ikhlas itu pendamping dan pengisi rongga hati yang lagi galau...

Siapkah Menghadapi Kehilangan?

Ternyata, waktu cepat sekali bergulir, jangankan dari hari ke hari -- sedangkan dari tahun ke tahun pun terasa amatlah cepat waktu bergeser. Allah memang Maha Penyayang. Dia tahu hambaNya sedang berada dikegalauan yang dalam. Dia biarkan jari-jemari ini menyusuri email-email yang masuk dan, dan, dan...aku menemukan sebuah email dari seorang temanku yang tinggal nun jauh disana -- Sylvia Jinara adalah temanku yang baik dan kini tinggal di Phoenix. Emailnya yang sudah lama tidak pernah aku delete (sejak April 2010) ternyata hari ini membawa keberkahan bagiku. Tepat saat aku sedang mengalami "kehilangan", aku baca kembali emailnya yang amat menarik  -- walaupun mungkin tidak sejalan dengan kehilangan yang aku alami. Namun tetap saja sebuah "kehilangan". Ooops...satu lagi, bukan karena aku gak punya ide untuk bikin postingan lho...(padahal....memang....hehehehe...). Inilah dia cuplikan dari email temanku tsb.