Posts

Idul Fitri H-1436

Image
Siang hari pada hari Raya Idul Fitri pertama, keluarga kecil  Bontot permata hatiku datang. Juga dua keponakanku (anak kakakku yang paling tua, almarhumah) beserta anak-anak mereka. Berselisih jalan dengan anak perempuanku yang tertua plus keluarga kecilnya. Walaupun demikian, keriuhan dan keceriaan makan bersama, saling sikut dalam antrian, qiqiqiii... tidak mengurangi syahdunya Lebaran. Sayangnya, tidak tertangkap kamera. Lho kenapa? Karena gak ada yang bawa kamera canggih sih.

Ketika Takbir Menggema

Image
Sumber Gb.twicsy.com Ketika takbir menggema dan beduk dipukul bertalu-talu, sebelum datang waktu magrib, pesanan makananku untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri telah aku terima. Beruntungnya aku, di malam takbiran itu anak perempuanku yang tertua telah datang bersama suaminya dan dua orang cucuku. Jumlah lima ortang di rumah mungil Pamulang 2 cukup memadai untuk dihuni dengan leluasa. Tak apa hanya satu keluarga kecil yang datang bergabung denganku. Yang lain? Masih sibuk dengan persiapan Lebaran esok hari. Satu keluarga kecil yang lain, sedang berlibur ke Bali, menggunakan fasislitas bonus dua tiket pesawatgratis  ke Bali. Dua orang cucu sementara cukuplah untuk mengobati hati yang rindu, karena setahun sekali baru ada kesempatan bertemu.

Hari Raya Idul Fitri Saatnya Kumpul Keluarga

Image
Sumber Gb.bbm.com Suasana hari yang fitri masih terasa hembusannya di bulan Syawal ini.  Jadi tidak ada salahnya aku masih menyinggung soal Idul Fitri  H-1436. Jauh sebelum hari yang fitri ini tiba, selalu hati tua ini berharap bisa berkumpul dengan anak/cucu/menantu/keponakan selengkap-lengkapnya. Tapi harapan tinggallah sebuah harapan, karena jarak yang menjadi kendala untuk bisa berkumpul tepat waktu amatlah sulit direalisasikan. Disaat yang satu sudah berkumpul, yang satu tidak bisa muncul karena harus memikirkan keluarga dari pihak suami, yang masih memiliki saudara-saudara yang lebih tua, tentu saja harus mendapat juga prioritas utama untuk dikunjungi. Terlepaslah harapan di hari pertama Idul Fitri untuk berkumpul dan bersilaturakhim. 

Memberi Rasa Nyaman Pada Anak

Image
Percayakah Anda bahwa kalau kita membuat jadwal dengan teliti, tidak akan ada satu pun tugas harian kita yang terbengkalai? Begitu juga dengan jadwal yang harus kita buat untuk kebersamaan dengan si buah hati. Bagi para Ibu yang memang menjadi pure ibu rumahtangga, hal membuat jadwal untuk permata hati ini tidak akan sulit -- memberi rasa nyaman pada anak seperti menjentikkan jemari saja  -- just a piece of cake -- Tetapi bagaimana bagi para Ibu yang memiliki tugas ganda? Disamping sebagai ibu rumahtangga, juga harus membantu junjungannya (para suami) untuk tetap bekerja sebagai pegawai kantoran. Nah, bagi mereka yang memiliki tugas ganda ini, tidak jarang para ibu kehilangan kontrol diri ketika menghadapi buah hatinya. Banyak sekali alasan, badan lelah, masih banyak tugas rumahtangga yang menunggu untuk ditangani. Mereka terlalu mengharapkan anak-anak untuk mandiri. Rengekan manja mereka seperti tidak terdengar, meresap ke dalam rasa lelah, penat dan lain sebagainya.

Sajian Kastengels dan Nastar untuk Pakde Cholik

Image
Tertarik untuk ikutan GAnya Pakde Cholik , walaupun sebenarnya gak bisa bikin kue seperti yang disajikan oleh Pakde pada gambar disebelah ini. Tapi kan tak satu jalan ke Roma, hehe... pada hari Lebaran atau pada setiap Hari Raya Idul Fitri, setiap ibu-ibu umat Nabi Besar Muhammad Saw, pastilah akan mengatakan seperti ini: "Aduuh, maaf ya kue lebarannya cuma ini aja, bla, bla, bla. .." Padahal yang tertata di meja ruang tamu ada bermacam toples berisi kue putri salju, kastengels dan nastar,   kacang bawang, kacang mede, dan lain sebagainya. Jadi yang dimaksud kue adalah yang itu tadi, kacang dan teman-temannya, jarang sekali yang menyediakan di meja ruang tamu kue bolu seperti yang disajikan digambar ini. Karena itu aku berani deh ikutan GA ini. Koq pake kata "berani deh." Ya, iyalah, karena kalo disuruh menyajikan kue seperti yang tertera di banner GA Pakde, pasti aku mundur teratur, karena sama sekali gak bisa bikin kue bolu dengan segala rag

Cucuku Berselancar di Hari Lebaran

Image
Sudah menjadi tradisi bagi umat Islam yang merayakan Hari Raya Idul Fitri untuk semaksimal mungkin mengusahakan bisa kumpul-kumpul keluarga, bagaimana pun caranya. Yang penting pada hari H itu kesempatan untuk sungkem kepada ortu, apalagi ini Ortu tinggal sebelah a.k.a. ayah sudah tiada dan hanya yang tinggal Ibu seorang. Tapi apa hendak dikata karena seperti kata pepatah "Kesempatan itu tidak akan datang dua kali." aku ikhlaskan anakku untuk berlibur bersama cucuku ke pulau Bali. Aku punya alasan yang kuat seperti kata pepatah itu. Anakku mendapat bonus tiket gratis dari sebuah Bank karena kelancarannya menuntaskan setiap kali cicilan, baik kartu kredit ataupun cicilan rumah. Dan...alangkah beruntungnya anakku karena sesuai permintaannya untuk mengajak serta putera semata wayangnya libur bersama, pihak Bank mengabulkan  --  2 tiket gratis p.p. pun ia dapatkan. Bayangkan, haruskah aku menuntutnya untuk berkumpul bersama di hari lebaran? Sebagai ibu yang bijak #mujidiri

Kreativitas Guru di Bulan Ramadhan

Image
Source: gopekdulu.blogspot.com   Aku merasa bangga bisa berperan sebagai pengajar --  kerennya -- guru, karena apa yang aku ajarkan adalah sesuatu yang membuatku juga memacu diri untuk tetap bisa memberi perintah kepada benakku untuk bekerja. Katakanlah, aku ini seorang guru musiman, hehe... Koq musiman? Iya, masalahnya aku tidak khusus membuka jadwal untuk mengajar. Beberapa ibu-ibu menyarankan agar aku memasang "plang" yang berbunyi: "Guru Bahasa Inggris Privat."  Dengan kata privat  ini tentu saja akan menyimpulkan sebuah angka sebagai upah jasa seorang guru. Bisakah aku seperti itu? Batinku berteriak: "Belum bisa! Dan tak akan bisa, entah sampai kapan!" Karena kalau sudah diperhitungkan dengan uang, maka akan tipislah amal yang kita dapatkan. Iya, kan?