Posts

Apa Salahnya Mencoba Yang Baru.

Sebetulnya judul diatas sengaja aku pilih karena ingat akan saran dari Mas Masim Vavai Sugianto bahwa kalau mau menulis ya jangan ragu-ragu, apakah tulisan tsb. layak dipublikasikan atau tidak, misalnya karena isi artikelnya cupu bin copo alias terlalu mendasar; ragu pula karena takut ada yang menghina; ragu karena merasa tidak bisa menulis sebaik orang lain. Maka saran dari Mas Vavai ini adalah bahwa kita harus menghapus semua keraguan itu, singkat saja: JANGAN RAGU!.

The Show Must Go On

Halo kawan2 Bloggerku yang "suka" mampir ke blog aku dan rajin membaca tulisan-tulisan yang pasti kurang bermutu ini. Yang namanya menulis kan gak harus yang bermutu, hehehehe.....tapi pastilah diusahakan agar menjadi berarti, bermakna, dan bermutu.  Kata Bang Aswi juga kan tulisan "jadul" sekalipun baik untuk jadi postingan. Makasih Bang Aswi udah jadi pendorong aku buat menulis nih. Wah, keren gak sih judul postinganku kali ini : "The Show Must Go On". Maksudnya bukan mau ngadain show sih, tapi lebih kepada bahwa hidup ini harus terus berjalan, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita dan seburuk apapun kendala-kendala dalam menjalani hidup yang harus kita tapaki. Alhamdulillah setelah selama kurang dari seminggu dipikir, ditimbang, didiskusikan (pastinya diskusi sama kata hati, hehehehehe...) akhirnya diputuskan bahwa The Show Must Go On tadi itu. Dengan membaca buku Quantum Ikhlas jadilah ikhlas itu pendamping dan pengisi rongga hati yang lagi galau...

Siapkah Menghadapi Kehilangan?

Ternyata, waktu cepat sekali bergulir, jangankan dari hari ke hari -- sedangkan dari tahun ke tahun pun terasa amatlah cepat waktu bergeser. Allah memang Maha Penyayang. Dia tahu hambaNya sedang berada dikegalauan yang dalam. Dia biarkan jari-jemari ini menyusuri email-email yang masuk dan, dan, dan...aku menemukan sebuah email dari seorang temanku yang tinggal nun jauh disana -- Sylvia Jinara adalah temanku yang baik dan kini tinggal di Phoenix. Emailnya yang sudah lama tidak pernah aku delete (sejak April 2010) ternyata hari ini membawa keberkahan bagiku. Tepat saat aku sedang mengalami "kehilangan", aku baca kembali emailnya yang amat menarik  -- walaupun mungkin tidak sejalan dengan kehilangan yang aku alami. Namun tetap saja sebuah "kehilangan". Ooops...satu lagi, bukan karena aku gak punya ide untuk bikin postingan lho...(padahal....memang....hehehehe...). Inilah dia cuplikan dari email temanku tsb.

Tradisi Bikin Kue Lebaran

Image
Hhhmmmm.....Lebaran beberapa hari lagi. Kesibukan akhir-akhir untuk bikin kue Lebaran semakin menjadi-jadi tuh. Di keluargaku sudah jadi tradisi kali ya kalo bikin kue Lebaran tuh pasti gak pernah ketinggalan hidangan yang 3 macam. Maksudnya untuk jenis snack-nya, yaitu kue nastar, kastengels dan kacang bawang. Ketiga jenis penganan tersebut gak pernah absen dari atas meja, baik meja makan ataupun meja tamu.

Kalau Ada Yang Dekat Kenapa Harus Yang Jauh.

 Halo para blogger yang setia berkunjung ke blogku ini, udah kurang lebih satu minggu aku gak ngisi postingan nih. Ingat akan pesan dari Vavai Masin dan Bang Aswi bahwa kalo emang mau nulis ya tulis aja. Gak usah ragu gim ana nanti penilaian orang terhadap tulisan kita. Nah aku jadi semangat nih mau nulis tentang suatu tempat makan hidangan laut.  Biasanya aku dan keluarga selalu pergi ke Ancol untuk menyantap hidangan laut ini dan tempat yang jadi incaran kami pastilah yang bernama Bandar Djakarta. 

BER-NARCIS-RIA BOLEH DONK....

Image
Sambil praktek photofunbox aku jadi ikut-ikutan temen blogger yang juga bikin gambar seperti ini di blognya. Kalo gak salah Sang Cerpenis Bercerita yang manis dan genius itu lho............. Maaf ya mbak yang manis, bunda jadi ngopi ide nih. Ehem.....ehem.....ABG dibalik tirai..........menanti sang Fatamorgana Hhmmm.....tu cowok-cowok guanteng pada ngapain sih???? Yeee....pada terpesona sama senyum si ABG maksudnya Angkatan Buyutmu...... Gan Bertabur bunga dulu ah, sebelum ditaburin bunga, hiks, hiks, hiks.

Cerita Bahasa Cinta SEBUAH FATAMORGANA..............

Waktu terus bergulir dan kini kami menapaki tahun ke-empat dalam jalinan sebuah komunikasi. Bukan sebuah jalinan melalui online. Tapi benar-benar jalinan komunikasi secara offline yang tertata dengan apik. Antara aku dan dia. Katakanlah sebuah jalinan antara generasi kesatu dengan generasi kedua. Aku tak peduli. Diapun tidak. Setiap kali kami bertatap mata selalu saja timbul debar didadaku. Setiap kaitan jemari ketika dia membimbingku mampu mengirimkan aliran yang dahsyat menyenangkan. Aku tak mengira bahwa setelah dua tahun berjalan aku belum juga bisa menerka apa yang sebenarnya sedang terjadi diantara kami. Ternyata usia yang melibatkan kami seolah tidak ada artinya bagi kami. Dari waktu ke waktu jalinan yang aku sendiri tidak tahu apa namanya. Persahabatankah? Percintaankah? Atau hanya sebuah petualangan biasa ini semakin menyenangkan. Dia ada tapi tiada. Seperti sebuah fatamorgana. Menyilaukan mata ketika dipandang dari kejauhan. Memberikan kesejukan ketika tahu bahwa tersedia, n