Cerita Bahasa Cinta SEBUAH FATAMORGANA..............
Waktu terus bergulir dan kini kami menapaki tahun ke-empat dalam jalinan sebuah komunikasi. Bukan sebuah jalinan melalui online. Tapi benar-benar jalinan komunikasi secara offline yang tertata dengan apik. Antara aku dan dia. Katakanlah sebuah jalinan antara generasi kesatu dengan generasi kedua. Aku tak peduli. Diapun tidak. Setiap kali kami bertatap mata selalu saja timbul debar didadaku. Setiap kaitan jemari ketika dia membimbingku mampu mengirimkan aliran yang dahsyat menyenangkan. Aku tak mengira bahwa setelah dua tahun berjalan aku belum juga bisa menerka apa yang sebenarnya sedang terjadi diantara kami. Ternyata usia yang melibatkan kami seolah tidak ada artinya bagi kami. Dari waktu ke waktu jalinan yang aku sendiri tidak tahu apa namanya. Persahabatankah? Percintaankah? Atau hanya sebuah petualangan biasa ini semakin menyenangkan. Dia ada tapi tiada. Seperti sebuah fatamorgana. Menyilaukan mata ketika dipandang dari kejauhan. Memberikan kesejukan ketika tahu bahwa tersedia, nun jauh disana, sebuah danau dengan air yang jernih menyejukkan.
Sudah puluhan tahun hatiku tak pernah tersentuh oleh rasa seperti yang kurasakan sejak empat tahun yang lalu. Ya, aku jatuh cinta padanya. Cinta mati. Tapi akupun harus menekan segala rasa itu demi menjaga keutuhan hubungan kami. Usia kami jauh, sangat jauh berbeda. Aku tahu bahwa dia sebenarnya juga mempunyai perasaan yang sama denganku. Bagaimana bisa? Tentu, dari tatap matanya. Dari perlakuannya dan kepeduliannya terhadapku. Tapi kembali kepada faktor usia kami yang berbeda teramat jauh, kami saling menjaga diri, saling belum terbuka.
Ketika aku tanyakan kepadanya siapakah yang telah menjadi buah ingatannya itu? Hatiku berdegup keras mengharapkan sebuah jawab yang ada dalam pikiranku. Bukan karena aku Ge-eR lho, tapi sangat yakin bahwa orang tsb adalah aku. Tidak ada jawaban darinya kecuali:
Mu'jizat dari dari Allah selalu memerciki kehidupan kami. Keterus-terangan bahwa kami saling jatuh cinta seolah kami ini berada pada level umur yang sama telah membuat pertalian ini semakin erat. Benang halus itu tetap akan menjadi pembatas antara kami. Tetap akan kami jaga. Bersalahkan aku apabila aku tetap menjaga perasaan ini walaupun tanpa sebuah akhir bagiku? Salahkah? Dia adalah penyemangatku. Dan baginya semangatku adalah semangatnya. Dia selalu meminta agar aku tetap semangat dalam menjalani hidup ini. Tanpa ini maka semangatnyapun akan lumpuh. Apakah ini sebuah gombalan? Tidak! Dia bukan tipe seperti itu. Allah mengirimkan dia sebagai anugerah bagiku. Dan ini akan aku jaga hingga dia bisa menemukan seseorang yang benar-benar sesuai bagi dirinya. Dan semoga saja aku masih bisa menghadiri hari pernikahannya. Berharap dia bisa menemukan kebahagiaannya. Karena kebahagiaan dia adalah kebahagiaanku juga. Dia akan jadi penyemangatku sampai kapanpun. Dia akan tetap menjadi Sebuah Fatamorgana, dapat dilihat tapi tidak dapat aku miliki. Bukankah cinta tidak harus memiliki? Apalagi ketika usiaku telah merangkak terlalu jauh meninggalkannya.
Dia tidak pernah melupakan hari ulang tahunku, begitu juga aku karena hari ulang tahunnya telah terpateri dengan tinta emas dalam hatiku.Tak sedikitpun dia lupa akan warna favoritku. Setiap hadiahnya selalu berkenan dihatiku. Apabila dia dikirim ke Luar Kota dalam tugas ia pun tak pernah lupa mengirimkan oleh-oleh untukku. So Sweet..........
Dia: "Met bobo, moga mimpi indah ya"
Aku:"Met bobo juga, see you in my dream"
Dia:"Kepikiran terus jadi SMS deh. Kangeeen...."
Aku:"Aku juga kangeeennn banget"
"Cuma pengen SMS aja. Kangen...",
begitu bunyi SMS-nya yang mampu membuat bibir ini mengulas sebuah senyum dan desah yang perlahan pun akan meluncur :
"Thank you lovy, you are my inspiration. Aku juga kangen..."
Sudah puluhan tahun hatiku tak pernah tersentuh oleh rasa seperti yang kurasakan sejak empat tahun yang lalu. Ya, aku jatuh cinta padanya. Cinta mati. Tapi akupun harus menekan segala rasa itu demi menjaga keutuhan hubungan kami. Usia kami jauh, sangat jauh berbeda. Aku tahu bahwa dia sebenarnya juga mempunyai perasaan yang sama denganku. Bagaimana bisa? Tentu, dari tatap matanya. Dari perlakuannya dan kepeduliannya terhadapku. Tapi kembali kepada faktor usia kami yang berbeda teramat jauh, kami saling menjaga diri, saling belum terbuka.
Anehnya diapun pernah mengakui bahwa pada tahun pertama perkenalan kami dia mengajukan pertanyaan, seperti ini:
Kalau kita teringat akan seseorang kemudian dada ini
berdegup keras, kita tersenyum-senyum sendiri,
apakah itu yang namanya cinta?
berdegup keras, kita tersenyum-senyum sendiri,
apakah itu yang namanya cinta?
Ketika aku tanyakan kepadanya siapakah yang telah menjadi buah ingatannya itu? Hatiku berdegup keras mengharapkan sebuah jawab yang ada dalam pikiranku. Bukan karena aku Ge-eR lho, tapi sangat yakin bahwa orang tsb adalah aku. Tidak ada jawaban darinya kecuali:
"Gak, bukan siapa-siapa koq, cuma nanya aja".
Baru beberapa tahun kemudian ia mengakui bahwa yang dimaksud adalah aku, diriku yang memang mendamba dirinya seperti sebuah fatamorgana.
Ya, kami saling jatuh cinta tapi tak ada kemungkinan untuk bertemu dalam satu titik. Dia masih muda, masih panjang perjalanan hidupnya. Dan dia berhak untuk menemukan seseorang yang lebih pantas dibanding diriku yang sudah hampir diambang batas usia. Aku terlalu tua baginya. Dan dia terlalu muda bagiku. Namun dia menunjukkan bahasa cintanya dengan teratur mengunjungi aku, terkadang dengan sebuah kejutan di hari ulang tahunku. Ketika aku berpikir jarak jauh yang memisahkan amatlah tidak mungkin baginya untuk datang, ketika itu pula dia muncul dirumahku dengan senyum khasnya. Memang dia paling suka memberikan kejutan-kejutan manis buatku. Terkadang dia buat aku kesal dengan telpon yang tidak terjawab dan sms-sms yang tidak berbalas. Aku jengkel. Aku gereget. Aku marah dan ngambek. Apa sih maunya? Sebuah kejutan pun akan datang, dia sudah diambang pintu pagar rumahku. Alangkah manisnya hidup ini. Serasa aku ingin hidup seribu tahun lagi.
Mu'jizat dari dari Allah selalu memerciki kehidupan kami. Keterus-terangan bahwa kami saling jatuh cinta seolah kami ini berada pada level umur yang sama telah membuat pertalian ini semakin erat. Benang halus itu tetap akan menjadi pembatas antara kami. Tetap akan kami jaga. Bersalahkan aku apabila aku tetap menjaga perasaan ini walaupun tanpa sebuah akhir bagiku? Salahkah? Dia adalah penyemangatku. Dan baginya semangatku adalah semangatnya. Dia selalu meminta agar aku tetap semangat dalam menjalani hidup ini. Tanpa ini maka semangatnyapun akan lumpuh. Apakah ini sebuah gombalan? Tidak! Dia bukan tipe seperti itu. Allah mengirimkan dia sebagai anugerah bagiku. Dan ini akan aku jaga hingga dia bisa menemukan seseorang yang benar-benar sesuai bagi dirinya. Dan semoga saja aku masih bisa menghadiri hari pernikahannya. Berharap dia bisa menemukan kebahagiaannya. Karena kebahagiaan dia adalah kebahagiaanku juga. Dia akan jadi penyemangatku sampai kapanpun. Dia akan tetap menjadi Sebuah Fatamorgana, dapat dilihat tapi tidak dapat aku miliki. Bukankah cinta tidak harus memiliki? Apalagi ketika usiaku telah merangkak terlalu jauh meninggalkannya.
Dia tidak pernah melupakan hari ulang tahunku, begitu juga aku karena hari ulang tahunnya telah terpateri dengan tinta emas dalam hatiku.Tak sedikitpun dia lupa akan warna favoritku. Setiap hadiahnya selalu berkenan dihatiku. Apabila dia dikirim ke Luar Kota dalam tugas ia pun tak pernah lupa mengirimkan oleh-oleh untukku. So Sweet..........
Dia: "Met bobo, moga mimpi indah ya"
Aku:"Met bobo juga, see you in my dream"
Dia:"Kepikiran terus jadi SMS deh. Kangeeen...."
Aku:"Aku juga kangeeennn banget"
Ya Allah, berilah orang yang telah Kau kirim untuk jadi penyemangat hidupku ini kebahagiaan yang sejati. Amin, Ya Robbal'alamin.
kisah nyata bun? :)
BalasHapuskenapa harus terhalang usia?
bukankah rasulullah dengan siti khadijah juga terpaut jauh? :)
sukses kontesnya ya Bun!
bunda, ceritanya bikin terhanyut ini...
BalasHapussemoga beruntung ya
pengen nangisssss
BalasHapusBunda.. usia boleh saja terpaut sedemikian jauh, tapi cinta sejati akan dibawa hingga mati.. semoga bunda juga sang fatamorgana, siapapun dia senantiasa dirahmati Alloh.. :)
BalasHapussudah saya catat sebagai peserta kontes ya Bun, salam
nicampereniQue, iya tuh katanya Kontesnya non-fiksi. Menyimpan kenangan manisnya aja bunda udah happy koq. I have to set him free.
BalasHapusMbak Monda, jangan ikut hanyut donk ntar bunda malah ikutan hanyut... makasih kunjungannya.
BalasHapushoneylizious, jangan dulu nangis sebelum ada yang ada a shoulder to cry on, hehehehe.... makasih kunjungannya, sayang.
BalasHapusMbak Nandini, makasih kunjungannya.... betul banget akan bunda bawa mati deh ya. Makasih juga masih bisa diterima naskah non-fiksinya.
BalasHapuscintailah Tuhanmu saja.... :)
BalasHapussok aamis....
cintailah Tuhanmu saja.... :)
BalasHapussok aamis....
kalo saya malah belum pernah suka dengan laki-laki di bawah usia saya bunda. tapi cinta itu tidak terhalang usia kok bund, asalkan niat nya baik insya Allah bisa lanjut.. iya kan bund??
BalasHapusSo sweet yet so sad, Bunda...
BalasHapus*peluk Bunda*
Semoga sukses pada perhelatan di Atap Biru ya, Bunda... :)
Siapakah dia?
BalasHapuskayanya tebakanku salah
Dia adalah ...... :)
kisah yang puitik. saya gak bisa bikin yang kayak gini, bunda. salam kenal dari bekasi.
BalasHapusBahasa cinta yang membuat saya tersipu... :)
BalasHapusZone, lho Tuhan akan murka lho kalo kita gak mencintai sesama, hehehehe.... Makasih kunjungannya.
BalasHapusDhenok, nanti kalo suatu saat yang lebih muda dari Dhenok cinta sama Dhenok, piye.......trus Dhenoknya juga cintrong karo de-e, piye..... ya dijalanin aja, iya kan? Makasih kunjungannya.
BalasHapusKakaakin, yups, love is beautiful, love is wonderful, love is pain, hehehehe........itulah anugerah dari Allah untuk kita menjalani dinamikanya hidup dengan bijak. Makasih untuk kunjungan dan do'anya agar sukses diperhelatan Atap Biru. Amin.
BalasHapusBaha Andes, siapakah dia? Hanya aku dan dia yang tahu.......cailah si bunda. Dia adalaaaaahhhh.....Baha Andes......huahuahua.... Makasih kunjungannya ya.
BalasHapusAsop, koq tersapu ....ooops salah maksudnya tersipu..... Aneh ya? tapi nyata. Makasih kunjungannya.
BalasHapus