TEKA-TEKI
Rumah itu dulunya teramat tua tanpa jendela indah dan terali kokoh tapi aku masih bisa berteduh disana dengan perasaan lega tanpa takut akan datangnya hujan ataupun dilanda sebuah teki-teki akankah atap ini terbawa angin bila beliung menghantam aku tetap tenang walaupun hatiku galau tiada teman.......... tiada kawan tiada bahu tempat aku bersandar bila sedih menyapaku tiada bahu tempat aku menyusup manakala aku tersedu kala menangis semuanya tetap menerawang diawan yang tinggi semuanya, semuanya tetap menjadi sebuah teka-teki sampai kapankan aku harus menyimpannya pekat dihati Hari itu hujan masih mengguyur rumahku denting titik-titik air hujan terus berjatuhan dengan irama yang teratur tik....tik....tik....tik.....bagiku seperti alunan musik yang sangat syahdu menggugah hati untuk tidak terus dan terus berharap datangnya sang pangeran yang akan menerangi jalanku datangnya pahlawan yang akan memberiku semangat yang menggebu datangnya sosok yang mampu timbulkan alur teramat hangat ditu