Cinta Seperti Apa Yang Butuh Komitmen?

Untuk mencari jawab dari pertanyaan Jay Boana tentang  "Apakah cinta itu butuh komitment sama pacar", saya sertakan juga pertanyaan yang mirip-mirip dengan pertanyaan Jay Boana, yaitu: "Cinta Seperti Apa Yang Butuh Komitment"?. Pastinya siapapun yang pernah mengalami perasaan cinta sudah tahu jawabannya. Karena tidak semua cinta memerlukan komitment. Kenapa? Pertama kali dua insan berlawanan jenis itu saling "klik" belum tentu rasa senang, rasa kagum itu akan berlanjut ke tahap yang lebih serius.  Jalani saja dengan penuh kesadaran dan penuh tanggung-jawab kemana arah perkenalan yang dibangun akan diarahkan.  Dalam perjalanannya cinta itu perlu  penjajakan. Nah, apabila dalam penjajakan ini ada satu titik saja yang bisa bikin hati gak nyaman atau bikin hati bertanya-tanya, koq begini sih, koq begitu sih, bla-bla-bla...., maka cinta itu pun akan berkahir "just like that".  Kedua insan yang tadinya saling cinta (jatuh cinta) mungkin bisa melanjutkan hubungan mereka sebagai dua sahabat atau bahkan sama sekali tidak ingin saling kenal lagi satu sama lain. Jadi cinta yang masih dalam penjajakan tidak perlu komitmen apa pun.

Kalau sampai pada titik tertentu "klik" pertama itu sudah tidak ada masalah lagi. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan untuk melanjutkan perjalanan cinta. Semua sudah oke, evertyhing is under control  --   barulah sebuah komitmen dibuat oleh kedua belah pihak yang menjalaninya. Komitmen harus mulai diterapkan. Dalam cinta yang sudah mengarah kepada sebuah jalinan yang lebih serius perlu sebuah komitmen -- Saling memberi pengertian bahwa "kau adalah buatku dan aku adalah buatmu:" Hhmmm...asyiknya..... Kalau komitmen dijalankan dengan hati lega maka tidak akan ada rasa curiga satu sama lain. Tidak ada tuntutan bahwa setiap malming harus dikunjungi (Wakuncar) dan lain sebagainya. Tujuan sudah mantap: jenjang ke pelaminan sudah menanti jadi untuk apa lagi kecurigaan ditumbuhkan dalam hati. Komitmen toh sudah di-tanda-tangani dengan tinta emas dalam hati masing-masing. Serahkan semua kepada Allah Yang Maha Kuasa. Maha Penentu. Jadi "Apakah cinta itu membutuhkan komitmen sama pacar?". No way! Tidak diragukan lagi bahwa tidak semua cinta membutuhkan sebuah komitmen.


Postingan untuk diikut-sertakan dalam BLOGGER BICARA CINTA di BBCblogdetik.



Komentar

  1. Jadi pengen punya pacar lagi. Ups....

    Hehe.. becanda, Bunda. Soalnya saya orangnya sering terlalu serius hingga selalu berkomitmen. Kalo tidak, hiks... mending mundur, deh.

    Bunda... semoga artikelnya terpilih, ya... AMIN...

    BalasHapus
  2. Susindra, bunda cuma pengen aja partisipasi. Msk blogdetik tapi koq tampilan Wordpress ya,pdhal WP bunda masih harus belajar banyak tuh. Ikutan ini sih untuk nge-rame-ramein aja. Tiga x ikut, tiga kali terlempar, siapa takuuuuttt? Ikut lagi.

    BalasHapus
  3. harusnya sih ttg hal apapun butuh komitmen, minimal utk di sepakati sendiri dulu. Begitupun masalah cinta :)

    BalasHapus
  4. Yayack Faqih, hehehehe....kalo baru penjajakan udah kasih komitment, ntar jadi ada unsur keterpaksaan lho. Serius. Makasih kunjungan ke blog bunda ya.

    BalasHapus
  5. Like this, Bunda.. merasa tercerahkan :D
    Salam, Phie :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu