Terbang Tanpa Sayap: Vietnam Nantikan Aku.



1983 keinginananku terkabul sampai di Hanoi dengan
terbang tanpa sayap, alias naik pesawat
terbang, hehehehe......
Sejak kecil aku selalu kagum melihat sebuah pesawat terbang melayang di udara dan ketika itu juga  tertanam sebuah angan-angan untuk bisa berada di dalam pesawat seperti itu dan aku bisa Terbang Tanpa Sayap. Keinginan tersebut baru terlaksana ketika aku sudah berumur 44 tahunWaktu itu tahun 1983 oleh kantor tempat aku bekerja, Unicef Jakarta, aku dikirim untuk membantu dan membereskan serta menerapkan suatu sistim administrasi dan filing di Unicef Hanoi, Vietnam. Dalam perjalanan menuju Hanoi itu aku juga mampir dan mengunjungi kantor-kantor Unicef di Bangkok dan Manila. Sungguh suatu perjalanan yang amat kudamba bisa terbang tanpa sayap bersama Garuda Airline.
Sobatku Mme Thee ini pasti sekarang umurnya 50-an.


Tahun 1983 situasi di Hanoi masih berbau asap peperangan, hehehehe.....jadi segala gerak-gerik kita tidak bebas. Segala tingkah laku kita untuk bergaul dengan pribumi sangatlah harus extra hati-hati.  Faham komunisme masih bergantung di hati siapa saja. Yang aku dengar antara orang tua dan anak sekalipun mereka harus berhati-hati dalam berbicara. Aku juga tidak tahu apakah mereka  benar-benar pure bergaul dengan aku atau hanya ke-pura-pura-an belaka. Pokoknya pergaulan dengan pribumi d muka umum haruslah dibuat sedemikian kaku (walaupun sebenar kami akrab satu sama lain). Suatu situasi yang amat tidak menyenangkan hati.
Mme Thu, staff  lokal yang sangat cooperative.


Terbang Tanpa Sayap yang aku alami ketika berumur 44 tahun pada tahun 1983 sangat meninggalkan kesan yang dalam. Suatu kesempatan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.   Mana mungkin dengan penghasilanku dari kantor pada  waktu itu bisa aku sisihkan untuk mengadakan travelling by air. Anak-anakku masih membutuhkan biaya untuk pendidikan mereka. Keinginan itu tetap tergantung dihatiku untuk waktu yang lama, hingga akhirnya  bisa terealisasi pada usiaku yang telah 44 tahun berkat karirku di kantor.
Sobat-sobatku di Unicef Hanoi.


Ditakdirkan sebagai warga Asia dan memiliki kesamaan dalam bentuk fisik dan warna kulit, tidaklah sulit bagiku untuk cepat bergaul dengan staff Unicef yang berkebangsaan Vietnam. Teman-teman expatriate-ku heran melihat dalam waktu singkat aku telah memiliki banyak teman pribumi, sedangkan mereka yang sudah ber-tahun-tahun bertugas di Hanoi, tidak satupun yang memiliki teman pribumi yang akrab. Kedekatanku dengan mereka memudahkan tugasku untuk terlaksana dengan maksimal dan membuahkan hasil kerja yang diharapkan oleh Unicef Jakarta.  Namun keakraban itu harus terselubung, harus hati-hati. Coba saja lihat beberapa foto-fotoku yang kelihatan begitu akrab dengan mereka. Semua itu hanya bisa kami lakukan untuk ber-akrab ria hanya di dalam kantor. Tidak setelah kantor usai. Kalaupun ada keakraban di luar kantor pastilah aku dan teman expat sedang lunch di sebuah restoran dan aku menyelinap sebentar untuk ber-foto-ria dengan pramuria pribumi, hehehehe............ Biasalah untuk kenang-kenangan.
Aku bersama pramusaji Restoran. Biasalah Banci Foto, prikitiewww.
..


Kemudian pada bulan Mei 1984 Vietnam sudah merupakan negara yang merdeka. Tidak ada lagi sembunyi-sembunyi untuk bergaul dengan pribumi, baik untuk berjalan-jalan ataupun untuk saling mengadakan silaturakhim. Suasana yang tidak aku dapatkan ketika aku berada disana pada tahun 1983. Itulah yang menyebabkan kota yang ingin aku kunjungi lagi adalah negara Vietnam, khususnya Hanoi, kota dimana aku mempunyai beberapa teman pribumi yang akrab. Yang lebih utama lagi adalah berkunjung ke Unicef Hanoi untuk melihat tata administrasi mereka sejak kutinggalkan tahun 1983. Aku ingin mengetahui keadaan teman-teman akrabku, yang pastinya juga sudah tuwir dan pensiun. Siapa tahu aku bisa menemukan alamat mereka dan  bertemu dengan mereka serta mengajak mereka untuk bebas ber-jalan-jalan dan menikmati suasana Hanoi yang dikelilingi oleh lima danau yang indah itu. Apalagi masih ada keinginan yang dulu tidak bisa kulaksanakan waktu itu (1983) karena ketatnya tugas yang aku emban, yaitu mengunjungi Cho-Chi-Minh City (Vietnam Selatan) yang memiliki suasana yang lebih aman dan nyaman dibanding dengan suasana Hanoi. (Vietnam Utara). Kini negara Vietnam sudah lama menjadi negara yang menghirup udara merdeka. Melihat foto-foto diatas semakin aku merindukan Vietnam. Alangkah bahagianya andai aku bisa mengunjungi negara ini, khususnya kota Hanoi.. , sehingga bila keinginanku terkalbul untuk mengunjungi Vietnam pada kunjungan kedua yang masih tergantung dalam angan-anganku ini aku bisa menikmati atmosphere sepuas-puas hati. Tapi kapan? Hanya Allah Yang Maha Tahu.

My dear Vietnamese friends, wherever you are,  I miss you so much. Just pray for me that one day I'll be seeing you. I have an eagerness to visit Vietnam again, someday, somehow, sometime. Amen, heheheheee....kayak iklan Coca Cola.

Photobucket


Postingan ini diikut-sertakan pada Corat-Coret Una: My Second Giveaway.

Comments

  1. bundaaa, udah masuk kok.
    cuma masuk ke page dua, jadi dikiranya ga masuk komennya ^^

    waaaw pas masi perang gimana rasanya tuh.
    oh iya bunda, beda kah antara ho chi minh dan cho chi minh?

    segera kucatat... ^^

    ReplyDelete
  2. bunda, kalau kesana aku diajak ya :)

    ReplyDelete
  3. Menyenangkan sekali ya Bunda.
    Pengen jalan-jalan juga keluar negeri. Minta do'anya ya Bunda. :)

    ReplyDelete
  4. Asyik ya bunda punya pengalaman dan mudah bersoasialisasi dengan masyarakat pribumi

    kapan saya bisa terbag tanpa sayap

    salam dari pamekasan madura

    ReplyDelete
  5. Semoga keinginan Bunda Yati bisa terkabul. Amiiiin.

    Tahun 83 saya baru lahir bunda yati sudah nyampai Vietnam :)

    ReplyDelete
  6. Una, iya tuh - dasar si bunda yang masih o-on, hehehehe....trus gak sabaran, qiqiqiqii... Makasih udah keterima ya. Ooops, yang ada di Vietnam ya cuma Ho Chi Minh gak ada cho chi minh. Kan terkenal tuh waktu jamannya Bung Karno berkarib ria dengan Paman Ho. Una pasti lom lahir-lah.

    ReplyDelete
  7. 16 september, pengen ke Vietnam?Yuuukk...bareng bunda kapan-kapan. Makasih kunjungannya.

    ReplyDelete
  8. Lidya - Mama Pascal, so pasti biar ada yang jagain bunda. Yaaa....jadi gak asyik donk ya jadi grandma-sitter,hehehehe....Makasih kunjungannya.

    ReplyDelete
  9. Susindra, sangat menyenangkan. Do'a bunda pastinya buat semua blogger nih biar bisa ke luar negeri bareng. Makasih kunjungannya.

    ReplyDelete
  10. Faizal Indra Kusuma, salam kenal balik. Seneng dapat kenalan baru dari ngep-blog, hehehehe.... Tunggu bunda bertandang ya. Makasih kunjungannya.

    ReplyDelete
  11. Cintro Mduro, kapan pun pasti Mas Cintro Mduro bisa terbang tanpa sayap, asal ada niat, hehehehe..... Alhamdulillah pengalaman berkat berkarir waktu bunda setengah mateng, hahahaha........ Makasih kunjungannya. Do'a bunda smg Mas Citro cepet bisa terbang tanpa sayap. Amin.

    ReplyDelete
  12. Tarry KittyHolic, hehehehe....pastinya Tarry lom lahir tuh. Makasih do'anya dan kunjungan Tarry ke blog bunda.

    ReplyDelete
  13. ke2nai, salam kenal balik. Nantikan bunda bertandang ke lapak ke2nai ya? Makasih kunjungannya.

    ReplyDelete
  14. wew bener2 deh bunda hebat! jaman segitu, saya masih di mana saat itu ya xxixii ..

    semoga bunda sehat dan panjang usia, murah rejeki biar bisa ke vietnam dan ketemu2 temen2nya lagi.

    sukses ya bun di kontesnya Una

    ReplyDelete
  15. nicamperenique, hehehehe....niQue masih di langit ke-7. Iya niQue makasih do'anya ya dan makasih kunjungannya juga.

    ReplyDelete
  16. Bunda.. ada loh paket jalan-jalan ke Vietnam /Ho Chin Mi / Hamoi, bisa saya bantu jadwalkan. Murah untuk ukuran Indonesia

    ReplyDelete
  17. Sip bunda kebetulan saya kenal atase perdagangan Vietnam .. Beliau ngundang saya kesana.. Yuk kita bareng bun

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu