Helai Daun Itu Telah Gugur.

14 Nov., 03.00 ketika menyiapkan CV untuk niQue. Inilah kali terakhir anakku bisa melihat dengan jelas.
Dalam hidup selalu ada suka dan ada duka. Dan ketika salah satunya kita alami, hal yang terbaik adalah manakala kita mensyukurinya. Helai Daun  Itu Telah Gugur, judul yang aku berikan untuk postinganku kali ini, sangat, sangat erat kaitannya dengan kepergian salah seorang permata hatiku pada tanggal 8 Maret jam 12.48 (namun catatan dokter 12.50). Dia bernama Ari Akbar, usia 45 tahun, berbintang Pisces, lahir 27 Pebruari 1969. Penggemar berat Grup Rolling Stones, dengan Mick Jagger-nya yang amat ia gandrungi. Duka menimpaku kehilangan anakku Ari Akbar, yang biasa dipanggil Bang Adel dilingkungan rumah kami, dan panggilan akrab keluarga serta teman-teman seangkatannya adalah Aba.



Sejak anakku diizinkan pulang oleh Dokter pada tanggal 30 Nopember, dan diizinkan pula untuk tidak menggunakan kursi roda, dia merasa sehat dan begitu leluasa bergerak dan bepergian untuk bersilaturakhim dengan famili. (baca postinganku yang ini). Pastinya aku tidak bisa mengontrolnya selama 24 jam. Kemudian peristiwa naas terjadi lagi. Ia tiba-tiba terjatuh di kamarnya pada tanggal 26 Januari 2014 jam 23.00. Bergegas aku membawanya ke Rumah Sakit UIN, dirawat selama 3 hari dan bersikeras minta pulang pada tanggal 29 Januari. Sejak saat itu aku merawatnya di rumah dengan obat-obatan resep dokter syaraf.  RS UIN.
Walaupun anakku tidur nyenyak, tak pernah aku meninggalkannya ber-lama-lama. Aku selalu disampingnya, sambil voting untuk SB14. (Foto  tanggal 1 Maret, sehari sebelum  anakku dibawa ke RS UINl. Tak disangka foto selfie ini koq bagus juga ya, hehe....

Seiring berjalannya waktu, anakku sempat bisa berjalan, walaupun masih dengan tertatih-tatih. Ia begitu bersemangat. Aku gembira bukan main. Ramuan herbal yang kubeli bebas ternyata membawa manfaat bagi anakku. Namun ini tidak berlangsung lama. Beberapa hari kemudian ia kembali tidak bisa berjalan, bahkan tubuhnya menjadi sangat lemah, tapi dengan semangat tinggi masih mau meniup lilin pada hari ulang tahunnya tanggal 27 Pebruari. Ia hanya tidur dan tidak mau makan.  Aku tidak tahan dengan keluhan dadanya panas dan sakit sekali, hingga akhirnya pada tanggal 2 Maret ia aku bawa ke RS Fatmawati. Di sinilah aku baru tahu bahwa, selama ini aku dan seluruh keluarga fokus pada pendarahan  syaraf di otak, padahal menurut pemeriksaan dokter, semua semata karena jantungnya yang bermasalah. Aku menjawab pertanyaan dokter sejujurnya, memang pada usia 30an anakku pernah masuk ICU karena keluhan jantungnya. Dan adalah kesalahanku tidak membawanya kontrol secara teratur. Aku lalai, karena selama belasan tahun setelah itu, kesehatan anakku selalu dalam kondisi yang baik, tidak pernah mengeluh pusing atau sakit dada, kecuali emosinya yang semakin bertambah tinggi saja dan sifat pelupanya melebihi aku.
Siapa yang akan menyangka  ini adalah kesempatan terakhirku ber-narsis bersama sang buah hati.
Setelah sejak tgl. 2 Maret, anakku ditempatkan di IGD, pada tanggal 5 ia dipindahkan ke ICCU. Ya, Allah, ampuni aku yang kurang jeli memperhatikan kesehatan anakku. Seharusnya aku ingat bahwa ia pernah mengalami sakit jantung. Kemana saja aku? Ya Allah, ampuni aku. Rasa penyesalan yang telah menyebabkan Helai Daun Itu telah Gugur.. selalu menghantui diriku.


"Maafkan mama, anakku, nana gagal, mama lalai menjagamu. Selama ini kau selalu terlihat sehat, gagah, cekatan dalam membantu mama mengurus rumah dan memelihara tanaman kesayangan mama. Bagaimana mama bisa tahu, kalau penyakitmu itu adalah berakar dari jantungmu dan  bukan karena syaraf di otakmu. Kalau mama bisa memilih, biarlah mama saja yang mengalaminya dan merasakan kesakitanmu yang teramat sangat itu."

Menurut dokter serpihan-serpihan dari bekuan darah di jantung bisa saja melenting kemana-mana, bisa ke otak (yang menyebabkan pendarahan syaraf di otak), bisa juga ke pembuluh darah di mana saja.  Kini pembuluh darah di bawah perut anakku tersumbat, sehingga menyebabkan darah dari jantung tidak mempu mengalir ke kedua kakinya. Ya, Allah, ketika aku lihat bintik-bintik biru di kakinya aku berpikir bahwa itu adalah karena bekas-bekas tusukan jarum akupunktur. Akukah yang menyebabkan Helai Daim Itu Telah Runtuh?

Ketika dokter menjelaskan tentang sumbatan darah yang tidak mengalir ke kedua kaki dan menyebabkan lebam-lebam semakin meluas, hal ini bisa menyebabkan jaringan-jaringan sel mati dan kedua kaki itu akan membusuk. Lebih lanjut dokter menjelaskan bahwa demi menyelkamatkan kedua kakinya, lupakan dulu dulu masalah jantungnya. Begitu penjelasan dokter. Operasi bedah pembuluh darah harus segera dilakukan. Rembug keluarga segera dilakukan dan kesepakatan didapat untuk mengizinkan dokter melakukan operasi pembuluh darah.

Setelah operasi dilakukan pada tanggal 7 Nopember selama empat jam, anakku hanya bertahan satu malam saja. Jantungnya berdegup begitu cepat dan akhirnya anakku berlalu dengan tenang. Sebelum pergi ia meminta dengan sangat kepadaku dan juga kepada adik-adiknya untuk membawanya pulang. Apa daya, kami sekeluarga tidak akan sampai hati membawanya pulang dalam keadaan parah seperti yang dialaminya,

Suaranya begitu lemah ketika mengucapkan kata: "Maa...bawa abang pulang, abang udah gak tahan lagi."


Tangis pun berderai dari kami semua mendengar kata-katanya ini. Dengan do'a kami hanya memasrahkan  kepada mu'jizat Allah dan pada kekuasaanNya.

Innamaa amruhuu idzaa araada syai'an ayyaquula lahuu kun fayakuun. 
Sesungguhnya segala perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, maka cukup dengan berkata kepadanya: "jadilah" maka terjadilah ia.

Fasub-haanalladzii biyadihii malakuutu kullisyai'iw wailaihi turja'uun.
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Kami semua berkumpul dan memberinya kekuatan melalui do'a di telinganya. Anakku sudah tidak bisa menahan sakitnya. Begitu damai ia pergi.

Aneh! Dan ini adalah kekuasaan Allah semata, setelah dimandikan, wajahnya menjadi penuh dan berseri, seperti sedang tidur nyenyak.


 Kami menghikhlaskan kepergiannya, seperti juga anakku yang kelihatan sangat ikhlas untuk pergi, mengingat rasa sakit yang teramat sangat. Allah menentukan inilah jalan yang terbaik bagi anakku.

"Selamat jalan, anakku. Maafkan mama. Beristirahatlah dengan tenang. setiap insan Allah, pasti akan kembali kepadaNya. Hanya waktu yang menentukan, kapan waktunya  kita akan bertemu kembali. "


 Catatan: Hanya menganggap dia sedang pergi jauh, jauuuh sekali ke suatu tempat, yang bisa membuat aku tidak selalu menangis kala teringat segala gerak-geriknya. Salahkah aku?








Comments

  1. Salam kenal bunda.. saya baru sekali mampir kesini..
    saya cuma bisa menangis baca cerita bunda.. kita doakan semoga Abang tenang di sisi-Nya ya bunda.. amiiin.. :)
    Bunda jangan sedih terus, bunda sudah melakukan yg terbaik yg bunda bisa.. sisanya itu pasti jalan untuk takdir Alloh SWT..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya benar, Bunda sudah melakukan yang terbaik, jangan diusut-usut lagi ke belakang. Kita manusia pasti akan selalu merasakan ada kekurangan.

      Delete
  2. Peluk bunda...abang sdh tenang disisi-Nya aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Peluk balik buat dewi rieka. Aamiin. Makasih kunjungan dewi rieka ke blog bunda.

      Delete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. Bunda sayang ... terharu membacanya. Jangan suka menyalahkan diri sendiri ya Bunda. Ini ketentuan-NYA. Kalau Bunda terbawa menyalahkan diri sendiri, Bunda bisa melupakan menjaga kesehatan Bunda. Kesehatan fisik dipengaruhi juga oleh pikiran dan perasaan. Jangan sampai ini seara tak sadar membuat Bunda merasa tertekan. Bunda mungkin mengatakan tidak apa2 tapi alam bawah sadar Bunda menyebabkan beban di pikiran dan perasaan Bunda. Jangan ya Bunda, sayangi diri Bunda.

    Almarhum Abang insya Allah sudah terbebas dari kesakitannya selama ini dan ia pasti tak ingin Bunda sakit dan selalu merasa bersalah. Ia pasti sedih bila kesehatan Bunda terabaikan setelah kepergiannya. Jaga kesehatan ya Bunda sayang.

    Peluk dan cium dari Makassar ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih telah menyadarkan bunda. Memang alam bawah sadar sangat kuat bisa mempengaruhi kesehatan Insya Allah, bunda akan selalu mengingatkan diri untuk tidak larut dalam kesedihan dan menjaga kesehatan. Makasih masukannya dan kunjungan Niar ke blog bunda.

      Delete
  5. Bunda...saya sangat ikut berduka...Bunda maafkan sy sblmnya...Bunda tak ada seorang Ibupun di dunia ini melihat anaknya menderita...pastilah ini bukan kesalahan Bunda...semua sdh diatur oleh-Nya...setiap daun yg menguning dan keringpun apabila Allah tidak menghendakinya gugur maka tdk akan gugur, begitu sebaliknya bila daun itu masih hijau segar tp bila Allah menghendakinya gugur maka gugurlah daun itu...Takdir manusia sdh tertulis 50rb tahun sblm langit dan bumi diciptakan Bunda ...Semangat ya Bunda...big hug untuk Bunda

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Irowats untuk tulisan diatas yang semakin menguatkan ketabahan dan keikhlasan bunda atas kepergian abang. Makasih juga kunjungan Irowati ke blog bunda.

      Delete
  6. Innalillahi wainna ilaihi roojiuun. Bunda, insya Allah Bunda dipertemukan kembali dengan ananda di jannah-Nya. Bukan salah Bunda. Bukan salah siapa-siapa. Ini sudah kehendak Allahu Rabbi. Sabar ya, Bunda. *peluk Bunda*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih masukan Haya untuk. Semakin tabah hati ini. Terimakasih kunjungan Haya ke blog bunda.

      Delete
  7. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun...
    Turut berduka yang sedalam dalamnya ya Bunda Yati

    Semoga Almarhum ditempatkan disisiNYA yang terindah, aamiin

    Bunda , ini bukanlah salah bunda atau siapapun
    Ini adalah takdir dari Allah swt yang begitu menyayangi Almarhum sebagai hamabaNYA yang sabar dan ikhlas.
    Sekarang Almarhum sudah tidak lagi merasakan sakit, Beliau sudah bahagia dan tenang di hadiratNYA yang Pengasih dan Penyayang.

    Sabar ya Bunda Yati sayang
    #peluk erat....

    salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih, bunda lily. Disinilah ternyata kekuatan pertemanan, walaupun di dunia maya. Saling menguatkan dan memberi semangat yang tak terhingga. Aamiin, Makasih kunjungan bunda lily ke blog bunda. #pelukeratbalik dari bunda.

      Delete
  8. Innalillahi...ikut terharu membacanya...Bukan salah siapa2 bun, ini sudah menjadi suratan takdir *pelukeratbunda*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih, Khalida Fiitri, kunjungan Khalida ke blog bunda. *pelukeratbalikbuatKhalida*

      Delete
  9. Innalillahi wa innailaihi rojiun...semoga almarhum diampuni segala kasalahnnya dan diterima amal ibadahnya..Ibunda semoga selalu dilimpahi keiklasan dan ketabahan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, terimakasih kunjungan dianesuryaman ke blog bunda.

      Delete
  10. Bundaaaaa Rani turut berduka :'(
    tetep sabar dan tetep kuat yah bun, percaya ini yang terbaik bun,
    Dan bener kata mak-mak diatas, jgn menyalahkan diri sendiri..
    *peluuuuuk Bundaaa*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ranii Saputra, dengan spirit dari teman-teman diatas, insya Allah bunda akan menyadarkan diri untuk tidak merasa bersalah. Ini adalah kekuasaanNya yang dijatuhkan kepada anak bunda. Makasih kunjungan Ranii ke blog bunda. *peluuuk baliiiik yang erat buat Ranii*

      Delete
  11. Bunda saya ikut berduka cita. Allahummargfirlahu wahamhu
    smoga allah tmpatkn di syurganya..aamiin ya rabb.bunda tlh brsaha mmbrkan yg trbaik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih bela sungkawa meutia rahmah. Makasih juga kunjungan metia ke blog bunda.

      Delete
  12. Benar sekali apa yg bunda bilang "kalo saja rasa sakit yg anak kita derita bisa dialihin ke kita aja ibundanya, karna sebgai ibu yg melahirkan kita ga sanggup liat anak kita sakit" aku jg merasakan hal itu ketika anak sedang sakit, ingin nangisssss peluuuuk bunda.... kutitipkan doa buat abang, smoga dilapangkan kuburnya aamiiin ya rabbal alamin. Kematian adalah cara Allah mengingatkan kita bahwa kita semua kelak akan kembali kepada pencipta kita, tanpa terkecuali.... dan ktika itu datang, tak seorang pun bisa menolong kita, semoga kita semkin kuat dan istiqomah di jalan Allah aamiin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin..terimakasih do'a Napitupulu Monitorir untuk abang Makasih juga kunjungan Napitupulu Monitorir ke blog bunda. Btw apakah nama ini sama dengan Napitupulu Rodame? hehe... maaf kalo salah.

      Delete
  13. Hiks, peluk bunda, sambil berdoa : Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu aamiin ya Allah ...
    Insya Allah kelak bunda akan bertemu lagi dengan abang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Peluk balik ani rostiani, nyaman rasanya andai bunda menemukan a shoulder to cry on, legaa... bayangkan ya bunda menangis on your shoulder. Makasih kunjungan ani rostiani ke blog bunda.

      Delete
  14. bunda sayang ikut berduka cita atas semua ini. tapi mimi minta bunda jgn menyalahkan diri sendiri lagi. karena ini mmg jalan Allah buat abang...semoga beliau ditempatkan di tempat terindah di sisiNYA aamiin..Bunda yang tabah yaaa.

    peluk cium sungkem hangat dari Mimi dan RaDiAl

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih, mimi RaDiAl sudah mengingatkan bunda, Makasih kunjungan mimi ke blog bunda, tapi kapan lagi kita ketemuan dan nginep di rumah bunda? big XoXo 4 u.

      Delete
  15. Turut berduka bunda. InsyaAllah Bang Adel kembali di tempat terbaik pada Sang Maha Baik. Keikhlasan bunda menenangkannya di sana. Peluk dr Ciputat. Maaf blm bs hubungi bunda utk kopdar. Seminggu ke depan InsyaAllah di Beijing. Smoga bs segera ketemu bunda setelahnya. Believe me Bunda the best mom utk Bang Adel

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you for your flattering me, ophi ziadah. Yups, bunda tunggu saat itu ya, maksudnya saat kopdaran, kita punya beberapa teman lho yang di Ciputat. Alhamdulillah, berapa lama ophi di Beijing? Salam hangat dari bunda dan makasih udah mampir ke rumah maya bunda.

      Delete
  16. Innalillahi. Waktu salah satu "Ibu" saya meninggal gara2 ca lidah, saya juga sangat menyalah-nyalahkan diri saya, malah sampe sekarang masih suka kesal kenapa pas beliau masih hidup saya terkesan kurang serius menanggapi penyakitnya yang sangat serius. Tapi mau bagaimanapun, itu sudah pilihan terbaik yang diputuskan Allah. Semoga sabar selalu ya, Bu.

    BTW, foto selfie-nya bagus, bercerita banget. Hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boneka Lilin, begitu juga perasaan bunda sampai saat ini, namun bunda harrus menyadarkan diri, bahwa apa yang telah bunda lakukan adalah semaksimal mungkin yang bisa bunda kakuan untuknya. Hanya kala mengingat dan membayangkan dirinya sedang merasa kesakitan, airmata ini langsung merebak tidak tertahankan. Boneka Lilin, berbahagialah dengan ibu yang masih ada. Beruntung bunda bisa mengabadikannya dalam foto selfie itu, hehe.. Makasih kunjungan Boneka Lilin ke blog bunda.

      Delete
  17. Bunda, yang tabah ya. Semoga Alm diterima disisiNya amin.
    Pingin saat ini juga saya memeluk Bunda

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Ani Berta. Iya, pelukan dalam bayangan sudah bunda rasakan. Makasih kunjungan Ani ke blog bunda.

      Delete
  18. Replies
    1. My big hug 2 u 2, Sumi Atun. Thanks for stopping by to my blog.

      Delete
  19. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun...
    Jangan sedih lagi Bunda.
    In syaa Allah Abang sudah berada di tempat terbaik di sisi Allah.
    Semoga Bunda dan keluarga diberi ketabahan, kekuatan, dan kesehatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heni Puspita, terimakasih belasungkawanya. Insya Allah, bunda akan tetap tegar, apalagi dengann membaca komentarkomentar dari teman-teman tercinta diatas.

      Delete
  20. Bunda ibu yang hebat, yang telah berusaha sebaik mungkin untuk ananda. Turut berduka yang sedalam-dalamnya ya bunda :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Lusi. Kaka-kata Lusi semakin menyadarkan diri agar tetap tegar dan tidak berlarut dalam kesedihan dan teus menyalahkan diri. Semua adalah milikNya. Makasih kunjungan Lusi ke blog bunda.

      Delete
  21. Memang berat bunda, kehilangan rang yang dicintai, tetep semangat dan iklas ya bun.. peluuk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Rahmi Aziza, Insya Allah akan tetap semangat. Makasih kunjungan Rahmi Aziza ke blog bunda.

      Delete
  22. Salam kenal bunda......
    Turut berduka cita ya Bunda...... semoga Bunda diberi ketabahan dan kekuatan. Semua sudah diaturNya, semua adalah ketentuanNya. Do'akan saja Bun semoga Abang tenang dan bahagia disana, do'akan agar kelak bisa berkumpul kembali di JanahNya, do'a seorang ibu adalah hadiah terindah untuk ananknya.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah, bunda tidak akan lengah dalam meendo'akannya agar Abang tenang dan bahagia di alam sana. Salam kenal bunda sambut dengan gembira. Makasih kunjungan Ida Tahmidah ke blog bunda.

      Delete
  23. Hug Bunda. Ikhlaskan ya, bun. Aku bantu doa dari sini :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Big hug juga buat Ila Rizky Nidiana. Makasih bantuan do'a Ila. Makasih juga kunjungan Ila ke blog bunda,

      Delete
  24. Bunda, yang sabar ya, bun.. sedih sekali baca ini. Ikut berduka cita sedalam-dalamnya.
    Bunda sudah melakukan yang terbaik. Bunda sudah menemaninya pada saat-saat yang dibutuhkan. Bunda nggak salah bun. Allah sudah memberikan jalan terbaik buat abang. Bunda jaga kesehatan ya.. Teriring doa untuk bunda agar tetap semangat. *peluk bunda

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih kunjungan Waya Komala ke blog bunda. Insya Alah bunda akan ingat untuk menjaga kesehatan bunda. Makasih do'a Waya untuk bunda. *pelkbalik Waya*

      Delete
  25. Replies
    1. Terimakasihh pelukan Tri Wahyuni Zuhri, membuat bunda semakin sadar bahwa pertemanan itu adalah segalanya. Bisa membuat hati tenang, mampu menambah atau membangkitkan semangat. Makasih kunjungan Tri ke blog bunda.

      Delete
  26. turut berduka bunda, itu bukan salah bunda, sudah menjadi kehendakNya
    peluk dari jauh

    ReplyDelete
    Replies
    1. zefy arlinda, teimakaih ucapan belasungkawanya. Terimakasih juga kunjungan zefy ke blog bunda. Peluk balik dari jauh.

      Delete
  27. tgl 14 feb kemarin...adik ipar juga meninggal bunda...diawali stroke....terakhir jantungnya bocor....sampai saat ini mertua masih sering menangis....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga arwah beliau diterima di sisiNya sesuai amal dan ibadahnya. Bunda teramat sangat mengerti bagaimana pedihnya hati mertua enci sasikirani menghadapi kejadian yang tidak diinginkan ini, sama seperti yang bunda rasakan Makasih kunjungan enci ke blog bunda.

      Delete
  28. Bunda... jadi pengen nangis membacanya. Semua milik Allah dan akan kembali padaNya. Abang sudah tenang di sisi Nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Santi Dewi, abang sudah tenag sekarang, tidak lagi merasakan sakit yang teramat sangat. Makasih kunjungan Santi ke blog bunda.

      Delete
  29. Innalillahi wa innailihi rojiun...yang sabar yach bunda....smoga abang tenang di alam sana....diampuni segala dosa-dosanya....diterima segala amal ibadahnya....dilapangkan kuburnya....aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. Makasih kunjungan Nia ke blog bunda. Apa kabar Nia sekarang?

      Delete
  30. Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un .. Salam peluk untuk bunda. Semoga sudah ketentuan-NYA bunda .. Semoga abang ditempatkan diSisi-NYA yang terbaik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih do'a back to right way buat Abang. Makasih juga kunjungan back to right way ke blog bunda.

      Delete
  31. Hari ini sabtu pukul 12:58... bbbrp pekan yg lalu duka menyelimuti kita semua... ga pernah kuasa utk tidak bersedih membayangkan abang sdh ga ada lg diantara kita...

    Insya Allah waktu yg akan melunturkan perasaan kehilangan ini..

    Allahummaghfirlahu...

    I miss my abang so so so much :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, nina chairul, kita pasti tidak akan melupakan hari itu dan jam itu. Mama seolah Abang sedang pergi, jauh, jauuuuh sekali. Hal ini untuk mengurangi rasa sedih yang sangat berat menggantung setiap harii mengingat abang. Makasih kunjungan nina ke blog mama ini ya.

      Delete
  32. Bunda Yati ...
    Inilah jalan yang terbaik yang dipilihkan ALLAH untuk Abang ...
    Ikhlaskan ya Bunda ...
    Semoga Abang tenang disana

    Salam saya

    (29/3 : 2)

    salam saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. nh18, terimakasih kunjungan Om Trainer ke blog bunda. Iya, betul sekali, bunda harus berusaha keras mengikhlaskannya, seperti juga ia ikhlas meninggalkan bunda menghadapNya demi menghilangkan rasa sakitnya, hiks, hiks, bunda jadi sambil nangis nih, Om Trainer.

      Delete
  33. yang sabar ya Bun..peristiwa ini membuat saya belajar banyak dari Bunda. Allah Maha Penentu. Allah sedang meminta titipanNya kembali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf ya baru response coz PC di rumah bunda bermasalahm gak tau kenapa. Btw Iya, betul ketty husnia, anak bunda hanyalah titipan Allah SWT, sehingga haruslah bunda mengikhlaskannya apabila Dia mengambilnya. Makasih kunjungan ketty husnia ke blog bunda.

      Delete
  34. Bunda.... sabar ya bunda...iklas.. Allah tahu yang terbaik utk umatnya.. semua pasti kembali kepadaNya... jgn menyalahkan diri sendiri ya bunda..... sudah jalannya. #pelukkkk bundaaa... jaga kesehatan ya bunda....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Mira Aqila sudah menguatkan hati bunda untuk bersabar dan ikhlas menerima cobaan ini. Insya Allah semua saran dari teman-teman blogger akan bunda ikuti, demi kebaikan dan kesehatan bunda. Terimakasih kunjungan Mira ke blog bunda.

      Delete
  35. Replies
    1. Lidya - Mama Cal-Vin, maaf banget ya, bunda baru hari ini merespon komentar Lidya. PC di rumah (Pamulang) lemoooot banget, maklum PC jadul, hehe... Makasih belasungkawanya dan makasih juga sudah berkunjung ke blog buna.

      Delete
  36. Aamiin, bunda semakin tenang sekarang. Makasih kunjungan nurhajati justice ke blog bunda.

    ReplyDelete
  37. Replies
    1. Peluk balik buat Keke Naima. Alhamdulillah, sekarang bunda sudah mulai bisa tidak menangis 'sesenggukan' setiap mengenang anak bunda ini. Makasih kunjungan Keke Naima ke blog bunda.

      Delete
    2. Peluk balik buat Keke Naima. Alhamdulillah, bunda sudah mulai bisa merasakan ikhlas yang penuh. Setiap terkenang akan anak bunda, tidak lagi bunda menangis 'sesenggukan'. Tentu aja tetap airmata itu menggenang di pelupuk mata. Manusiawi, kan ya, Ci?

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu