Gimana Cara Menyiasati Ketika Menghadapi Tanggal Tua


Membicarakan soal yang berkaitan dengan gimana cara menyiasati ketika menghadapi tanggal tua atau pun pengalaman kita ketika sampai pada titik temu tanggal tua -- satu-satunya yang harus diutamakan: berbahagialah, karena berarti anda manusia berakal sehat. Lho, koq? Ya, iyalah, itu namanya dinamika hidup. Kan cuma manusia normal memiliki akal sehat yang tahu akan adanya dinamika hidup. Mana ada sih orang yang tak berakal tahu apa yang dinamika hidup? Iya, kan?



Jadi, memang seharusnya kita yang pernah mengalami "disapa akrab" oleh tanggal tua merasa beruntung dan happy. Gimana gak, coba! Kita jadi gairah untuk mencari jalan keluar. Otak jadi hangat merembet ke panas. Mumet. Puyeng. Kita bersemangat untuk cari jalan. Pikiran jadi muter. Gimana caranya supaya amplop-amplop yang sudah di-rekat rapat-rapat disusun di laci lemari gak diintip-intip sebelum diambil dan disobek hahaha....alamaaa...payahnya menahan nafsu syaitan untuk merobek amplop itu.

Ditepislah bisikan si genderuwo itu...pssttt..sanah...pigih kau...ini uang belanja, itu uang jajan dan transport anak-anak sekolah, yang di amplop putih uang tabungannya para mbak. Jangan! Cari jalan lain aja. Deketin tuh kasir kantor...alaaah...kan bukan cuma  aku yang suka kasbon...banyaaak...Bu Kasir itu pastinya masuk surga karena rela menolong kita-kita nih yang klabakan keabisan uang makan siang dan uang transport. Apa? Gak pernah ngalamin? Percaya deh anda gak jujur sama diri sendiri, hahahaha...

Alhasil menanglah si hati nurani. Selamat dari godaan syaitan.

Aku adalah manusia yang selalu bersyukur pada setiap keadaan, seruncing apa pun. Bukan hanya sekali dua kali aku alami keadaan "tanggal tua" ini, tapi berulang-kali, namun ternyata aku bisa lolos dan berhasil melewatinya. Tidak mengeluh dan selalu bersyukur. Itu kuncinya. 

Ketika aktif sebagai pegawai kantoran dengan gaji lumayan besar -- apa yang aku ceritakan di atas tadi memang pernah aku alami. Lho?! Gaji lumayan koq bisa-bisanya sih, ya, mengalami tanggal tua? Pasti itu yang ada dibenak Anda. Ngaku! 

Begini ceritanya:

Aku memiliki empat orang anak, 3 orang mbak yang harus secara rutin aku beri gaji. Uang bulananku selalu aku sisihkan dulu untuk keperluan di rumah, apa saja -- terutama untuk anak-anakku. Mereka harus mendapat makanan yang super oke; harus teratur minum susu dan buah-buahan, mereka harus menerima fasilitas perawatan yang prima, sehingga dana yang super cukup harus tersedia.

Pengeluaran untuk perawatan ini aku gak perlu khawatir, berapa pun besarnya akan ada reimbursement dari kantor; uang belanja dapur gak bisa ditawar-tawar -- ini aku pisahkan. Uang transportku pulang pergi ke dan dari kantor  termasuk untuk makan siang di kantor pun aku sisihkan.

Jeleknya aku tuh ya, suka gak tahan dalam perjalanan ke kantor lewat Holland Bakery yang terletak di Jalan Hayam Wuruk bawaannya kepengen turuuun aja. Hampir tiap pagi pasang ancang-ancang dari jauh untuk bilang ke pak supir  berhenti depan toko roti yang beken itu.  eng..ing..eng...masuklah aku dengan sigap mendorong pintu kacanya yang berat dengan bahuku, cepat ambil baki/nampan, pilih yang ku suka. Pilih punya pilih nampanku penuh nih. Banyak banget! Oops, gakpapa karena udah niat untuk anakku, for para mbak, ingat juga untuk yang di kantor -- masa sih aku mau bergoyang lidah sendiri tanpa berbagi. Pamali! Paling gak harus nawarin, kan? Yang betul ajalah. Jelas aku kudu nawarin donk.  Karena akrabnya hubungan pertemanan, biasanya gak ada yang menolak tuh kalo ditawarin, alhasil tandas juga stok roti dan kue yang kubawa.

Disinilah cerita itu berawal. Dalam satu bulan mungkin ada 2 atau 3 kali aku jajan ala orang yang punya banyak duit. Abis, selera sarapan pagi yang menuntut sih...#alasan.

Setiap aku kehabisan uang transport, kala aku menghadapi tanggal tua otak pun berputar. Apa akal? Masa sih harus bolos ngantor hanya karena gak ada uang transport. Mau nyomot dari amplop jatah uang belanja di rumah? Oh, no! No way to do that. Untungnya, hehe…udah kehabisan uang transport koq masih bisa bilang “untungnya”. Itulah kelebihan orang Indonesia. Kalau sudah terbentur pada kesulitan, apa pun itu, trus bisa menemukan satu celah, pasti keluar ucapan itu.

Nah, untungnya lagi aku kenal akrab sama kasir kantor yang baik hati. Kepadanyalah aku berharap untuk bisa mengajukan aiowyu dulu, terima gaji langsung deh dipotong kreeek...beres, kan.

Kemudian dalam menghadapi dinamika hidup itu terbentuklah variasi kehidupan baru disebabkan mengalami tanggal tua, yaitu istilah “galbangtupbang” a.k.a. gali lubang tutup lubang”. Hehe…keren ya istilahnya. Tapi catat! Sekali lagi, catat! Peristiwa ini hanya dalam urusan uang transport lho, bukan untuk makan minum dan fasilitas tetek-bengeknya anak-anak. Malu? Why should I? Banyak juga koq staf yang nasibnya seperti aku – menghadapi kebingungan ketika berpapasan, hehe… dengan tanggal tua. Kami asyik-asyik aja menikmatinya. Yang penting, terhindar dari bolos masuk kantor, prestasi tetap terukir. Yeeaay…prestasi yang bisa menerbangkan aku, bukan sombong ya,  ke luar negeri ke tiga negara tetangga, Bangkok, Filipina dan Hanoi (Vietnam Utara). Bisa merasakan senang dan bahagia bisa terbang tanpa sayap dan menapakkan kaki di bumi nun jauh di sana.

Biarlah orang mengatakan aku harus change my life style, tapi itulah aku, suka gak sampai hati makan sendiri dan gak pernah bisa gak bawa oleh-oleh atau buah tangan untuk anak-anak dan para mbak yang menjaga anak-anakku. Coba! Kalau gak ada mereka, maksudnya para mbak, apa aku bisa tenang meninggalkan rumah untuk mengais rezeki dari Allah. Ada yang menjawab serentak: "Jelaslah, gak bisa donk!" -- Nah, jadi jangan bilang aku ini "boros" ya, tapi "orang yang doyan jajan dan gak tegaan." #pujidiriteruuus walaupun tahu itu juga berarti "b-o-r-o-s" -- tapi boros berisi nilai amal.


Cerita di atas ketika aktif sebagai pegawai kantoran -- apa yang aku ceritakan di atas tadi serius aku mengalaminya. Gajiku di perusahaan non-commercial benefit itu lumayan. Lho?! Gaji lumayan koq bisa-bisanya sih, ya, mengalami tanggal tua? Pasti itu yang ada dibenak Anda. Ngaku! 


Ketika aku kehabisan uang transport. Kala aku menghadapi tanggal tua di situlah dinamika hidupku mulai kurasakan. Otak pun berputar. Apa akal? Masa sih harus bolos ngantor hanya karena gak ada uang transport. Mau nyomot dari amplop jatah anak-anakku? Oh, no! No way to do that. Untungnya, hehe…udah kehabisan uang transport koq masih bisa bilang “untungnya”. Itulah kelebihan orang Indonesia. Kalau sudah terbentur pada kesulitan, apa pun itu, trus bisa menemukan satu celah, pasti keluar ucapan itu.

Soal Gimana Cara Menyiasati Ketika Menghadapi Tanggal Tua -- itu sih bisa-bisanya kita aja. Banyak koq orang yang punya utang atau berhutang, cuma mereka punya cara yang lebih keren  dan bergengsi -- dengan kartu kredit -- KTA (kredit tanpa agunan) Nah, itu kan hutang juga namanya, bukan hadiah. Jadi, be confident to do whatever you wanna do for yourself and your family. Beware of the commitment! Stick to your punctuality. Keep your promise once you deal with it.  Selama itu ada pada diri kita, semua akan beres. So don't worry, be happy.




Komentar

  1. disiplin kunci keuangan lancar ya bun jadi gak ada lagi istilah tanggal tua dan muda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihiii...iya, tapi waktu anak-anak masih usia sekolah apalagi masa-masa kuliah, hadeeeuh, keuangan keknya gak bisa dikunci. Tapi alhamdulillah lancar jaya juga. Makasih kunjungan Lidya ke blog bunda.

      Hapus
  2. Hihihi..kalau saya nggak ada istilah tanggal tua dan tanggal muda soalnya saya sudah nggak kerja, suami juga wirausaha, jadi penghasilannya nggak tetap setiap awal bulan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang yang paling enak itu ya wirausaha, penghasilan seperti kita yang atur sendiri. Iya, kan, mbak Rani.

      Hapus
  3. Aku sepertinya nggak ada tanggal tua atau tanggal muda krn emang udah langsung dimasukin pos2 duit gaji bulanannya. Jadi sama aja tanggal tua dan mudanya. Wkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyiiik banget udah disiplin ngaturnya. Jarang-jarang lho ada Emak-emak seperti Ade Anita ini. Salut.

      Hapus
  4. Iiiih Bunda tidak mau dibilang boros padahal emang tidak boros yah, hahaha... Betewe itulah nikmatnya jadi orang tidak tegaan, gara-gara itu Bunda selalu dapat kemudahan. Barakallah ya Bunda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Marda lagi menghibur bunda nih, coba kita kenalnya tahun 80-an, ya, hehehe...apa udah lahir Marda?

      Hapus
  5. Bunda nggak boros, cuma rajin berbagi, makanya rejeki lancar terus yaa bundaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, bisa aja yang menghibur. Kenapa kita gak kenalan dulu ya tahun-tahun 80-an, hihihiii...pastilah Yoanna Fayza masih di langit ke tujuh tuh a.k.a. belum lahir.

      Hapus
  6. Kalo sudah waktunya gajian bukannya senang tapi pusing mba, uang di atur kesana sini dan harga makin lama naik (eh kok curhat)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebetulnya sih bisa aja gak pake pusing, Echi. Tapi ya itu tadi kita-kita ini kan orang yang normal, senengnya olah raga otak. Kalo gak gitu otaknya tenang, setengah air di laut tanpa angin yang bertiup. Tapi kan hidupnya jadi gak gereget, ngono lho...

      Hapus
  7. Tanggal tua memang musti dipersiapkan ya bunda hehehe.. karena pasti datang. Kurangi jajan yang ngga perlu dan disiplin bisa membantu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kl zaman mow mah si bunda nyaranin malah anak2 yg hrs disiplin tentang pengeluaran, jngn terlalu manjin si Bunda yg sering diajak dinner, pdhal di rmh dah masak.

      Hapus
  8. Alhamdulillah, 3 tahun terakhir udah gak merasakan lagi susahnya tanggal tua, Bund. Saat gajian memang udah diatur pos-posnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siiiplah, jngn kayak bunda fulu wkt muda mauny jajan mulu.

      Hapus
  9. Bukan salah tanggalnya, tapi kitanya yang kurang disiplin hihihi, nice sharing bun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe...betul juga ya... Tuh kayak mbak Rani kereen bngt gak ada yg namanya tanggal tua. Nice kritik

      Hapus
  10. Aku masih single Bunda, tapi ada bayar cicilan di akhir bulan. Ya tanggal tua kadang rada2 nyeremin juga, hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak usah serem-serem, biasa aja kali. Kan bisa dihadapi toh. Jngn takut! Ada bunda #???

      Hapus
  11. Bunda,
    Itu postingannya kog berulang-ulang ya...?

    Kalau aku menyiasatinya sama kayaknya kayak emak-emak yang lain. Kurangi jajan yang gak perlu. Jadi pas tanggal tua, masih aman laaa... ;)

    Memang harus disiplin, ya bunda... kalau tidak, yaaa bingung dewe, ntar ^^


    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe..Anna heibat .Baru Anna yg komen gitu. Bunda aja bingung. Perasaan udah di edit baik layout maupun paragrap .Lha koq? Jd gini. Alhasil bodo ah. Yg penting ngerti maksute bunda. Leppy error kl nvetik udah sebaris dia menghilang, jd ngetiknya udah kayak diput deh. Tq Anna

      Hapus
  12. Wah iya ya. Yang penting disiplin sama rencana pos pengeluaran dan banyak2 bersyukur dan berdoa biar rezekinya berkah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Indri Noor, itu kan cerita lama. Kl skrng mah yg hrs pake planning pengeluarannya malah sang anak-anak tuh.

      Hapus
  13. Bundaa, pengaturan keuangannya memang harus rapi ya biar nggak ngalamin tanggal tua. Hehhee. Aku juga mau makin rapi nih pengaturannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kl sekarang ceritanya kl mau jajan tinggal calling anak, kan dia yg bayar, hebehe..

      Hapus
  14. Godaannya terberatnya samaa.
    Jajan !
    :(

    BalasHapus
  15. Hehehe ..embeeer
    Tp itu kan guluuu, skrng mah perhitungannya dimatengin, doalnya duitnya dr anak, bukan cari sendiri, hehehe...

    BalasHapus
  16. Istilah tgl tua dan tgl muda ini kerasa bgt pas kerja kantoran ya bun, kl pas jd freelancer, hampir semua tgl sama. Tapi justru itu jd tambah hrs disiplin, hehe

    BalasHapus
  17. Wahahhah iya itu Holland Bakery adalah syaitan yang sesungguhnya, tuh! Sekarang aku ga ada tanggal tua, Bunda, tapi minggu tua, wkkwkwkwk.

    BalasHapus
  18. Semoga rejeki kita lancar dan berkah ya mbak. Kalau aku mikirnya sekarang gimana caranya rejeki yang didapat itu berkah sehingga cukup. Kalau rejekinya banyak tetapi ga berkah itu rasanya pasti kurang terus hiks

    BalasHapus
  19. Aku tuh boros banget bund, hampir tiap hari jajan. Ada aja yang dibeli, padahal jajan mulu dan banyak makan nggak gemuk-gemuk wkwkwk. Tanggal tua udah ga berlaku bund, sejak resign wkwwk. Semoga aku terus bisa berbagi seperti bunda juga aamiin

    BalasHapus
  20. Masya Allah luar biasa ceritanya Bun. Alhamdulillah saya udah ga ketar ketir tanggal tua karena selalu diberi kecukupan oleh Allah.

    BalasHapus
  21. Huuhu....aku ngalamin tanggal tua mesti berhemat sana-sini.

    Alhamdulillah,
    Anak-anak ga pernah protes kalau mama sedang mengikat ikat pinggang.

    Haaha....

    BalasHapus
  22. tanggal tua berhemat-hemat ya, aku pun mengalaminya tapi pas invoice cair bisa terselamatkan

    BalasHapus
  23. Dulu punya CC bun, buat belanja di salah satu supermarket mayan hemat krn dapat potongan kalau pakai itu, jg buat beli2 tiket. Tapi lama2 saya dan suami putuskan gunting aja hehe. Skrng pakao debet aja, trua emang mengusahakan gak akan beli kalau gk betul2 butuh. Moga2 selalu cukup meski tgl tua aamiin TfS :D

    BalasHapus
  24. Kebanyakan jajan seringkali bikin saya cepat bokek buunn meski belum tanggal tua hihiii

    BalasHapus
  25. Wah, Alhamdullilah ya bunda selalu diberi kemudahan.btw kitacmemang harus tegas dalam mengatur keuangan ya

    BalasHapus
  26. MasyaAllah bunda.. Emang jiwa yg gak tegaan itu selalu penuh kebaikan
    Hehehe termasuk yg merasakan para emaknya anak2 ya

    BalasHapus
  27. Kalau aku lebih mensiasati menabung saat memiliki uang lebih. Tapi juga punya credit card, yang selalu aku pakai untuk belanja bulanan. Tapi bulan kemudian langsung aku bayar supaya tidak menumpuk hutang.

    Semoga kita semua selalu diberikan Rejeki ya, mbak. amin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu