NGABUBURIT RAMADAN

NGABUBURIT RAMADAN 

Sumber:Pngtreee



Kata ngabuburit sudah pernah aku dengar ketika aku masih berumur pra-remaja, heehe...nenekku  menjelang waktu berbuka puasa hampir selalu mengucapkan kalimat yang sama:

"Sok, ulin kaitu ngabuburit da magrib ge lila keneh atuh!"  Padahal waktu menjelang magrib aku ingat sekali masih kira-kira 45 menit lagi. Tapi sebenarnya nenek sangat tahu kami (aku dan kakak perempuanku) tidak akan betah berlama-lama duduk menghadapi meja makan dengan selera semakin menggebu ingin cepat menyantap makanan berbuka yang sudah disiapkan oleh nenek.

Namun, kami adalah cucu-cucu yang baik, berpura-puralah kami jadi anak-anak yang baik juga. Tapi ketika mendengar suara nenek menyebutkan kalimat itu, kami pun menghambur melangkahi pintu saling memdahului. Ah! Indahnya ya mengingat masa kanak-kanak. Terasa mataku jadi hangat bila mengenang nenek betapa ia menyayangi kami, mengetahui apa yang sedang bergejolak di kepala kami.

Aneh, teman-temanku malah sudah berada di luar rumah sedang bermain lompat tali. Tanpa izin dan tanpa di undang kami pun mulai memasang ancang-ancang siap untuk melompat memasuki tali yang sedang diayun-anyunkan oleh dua orang temanku yang lain. Hup, hup, hup...aku dan kakakku bergatian saling melompati tali yang berputar dengan irama teratur. Asyiknyaa... hingga terdengar suara beduk dari kejauhan. Tanpa menunggu komando kamipun berlompatan berlari menuju rumah masing-masing. Itulah istilah ngabuburit ramadan yang aku dengar dari nenekku.

Setelah aku menjadi blogger, lebih menyenangkan lagi apabila ada acara ngabuburit karena pastinya ada suasana yang berbeda -- keseruan tersendiri, ya kehebohannya, ya makanannya, ya pertemuannya dengan sesama blogger yang selalu dan kebanyakan hanya melalui chatting online -- sangat jarang saling bertemu. Disaat ngabuburit ramadan inilah seakan menjadi ajang yang sangat ditunggu dan menyenangkan serta kesempatan untuk melakukan net-working. Kan ada istilah "Tak Kenal Maka Tak Sayang".

Ngabuburit Ramadan bagi keluarga kami sangat jarang kami lakukan di rumah.  Dengan kesibukan masing-masing kami membuat waktu yang ditunggu tidak terasa terlalu lama. Ada yang nonton televisi, asyik bermain game di handphone dan ada yang sudah duduk mengelilingi meja makan yang sudah lengkap dengan berbagai penganan untuk berbuka puasa. Saling berusaha mengisi waktu dengan bercerita tentang berbagai hal. Karena mereka bersekolah di Jurusan yang berlainan. Hal-hal seperti yang mereka lakukan ini tanpa direncanakan sangatlah bermanfaat untuk membunuh kejenuhan menanti saat berbuka puasa.

Ngabuburit Ramadan bagiku di usia senja ini juga tidak luput dari yang namanya semangat. Semangat yang harus aku bangun sendiri. Tanpa dayaku membangun semangat diri, maka tidak akan ada apa-apa yang bisa berubah. Di rumahku banyak sekali yang meminta perhatianku, terutama kebersihan rumah, dapur, pot-pot tanaman yang semakin banyak dan yang akan menyita waktuku menyiramnya, membersihkannya dari daun-daun yang mulai menguning, menambahkan tanah ke dalam pot-pot yang sudah semakin jauh dari permukaannya.

Karena semua yang aku lakukan itu menyenangkan, rasanya hati ini puas sudah memperhatikan lingkungan rumahku dengan semangat dan tanpa merasakan lelah.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu